Dari Palembang Sampai Madiun (Bagian 1)

Friday, April 24, 2009

Dengan keadaan tubuh yang masih agak-agak pegal dan sisa-sisa keletihan masih terasa, aku coba menuliskan kegiatanku beberapa hari yang lalu, yang bisa dibilang hari-hari tersibuk dalam hidupku..(he..he..he..sok sibuk banget sih! :P). Kegiatan yang seru, cukup melelahkan tapi Subhanallah, seneeenggg...banget...! :D . Sampai-sampai posting ini harus aku bagi dua, karena bakalan panjang nih ceritanya..hehehe...


Sudah sekitar dua bulan lamanya aku belum kembali berkunjung ke Palembang, tepatnya ke Musi 2, memberikan kajian Al Qur'an Sunnah kepada sekumpulan ibu-ibu yang tinggal di sekitar Masjid Nur Iman, Musi 2, Palembang karena bulan lalu kajian untuk mereka diisi oleh seorang ikhwan dari Ciangsana. Ibu-ibu itu adalah warga Musi 2 yang dahulu suka datang mengaji ke rumahku saat kami masih tinggal di Palembang. Sayang sekali jika mereka tidak dibina terus, maka aku usahakan untuk meluangkan waktuku untuk datang kembali kepada mereka sebulan atau dua bulan sekali.

Tiket ke Palembang sudah dibeli sekitar seminggu sebelumnya, karena perjalanan itu sudah aku rencanakan sekitar tiga minggu sebelumnya. Namun, tiba-tiba, tanggal 20 April 2009 malam, sebelum aku berangkat ke Palembang, aku mendapat kabar duka cita, yang mengabarkan bahwa Eyang Putri (nenek) ku di Madiun meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, aku sempat bingung, aku ingin sekali ke Madiun, namun apa daya, aku harus mengisi kajian di Palembang dan tiket juga sudah dibeli. Akhirnya, aku tunda keberangkatanku ke Madiun, sambil memohon maaf kepada kerabat-kerabat yang berangkat ke Madiun bahwa aku tidak bisa ikut dengan mereka menghadiri pemakaman Eyang Putri.

Selama perjalanan ke Palembang aku masih terus berfikir bagaimana caranya aku pergi ke Madiun karena ayahku meminta aku untuk tetap datang ke Madiun meskipun tidak ikut menyaksikan pemakaman Eyang Putri. Akhirnya, pada saat aku akan check in pesawat untuk keberangkatanku ke Palembang, aku mampir ke counter sebuah maskapai penerbangan untuk membeli tiket pesawat ke Solo. Ide itu tiba-tiba saja terbersit di benakku karena aku memang ingin sekali berangkat ke Madiun. Akhirnya aku putuskan untuk membeli tiket pesawat ke Solo. Kenapa Solo? Karena tidak ada pesawat langsung dari Jakarta ke Madiun. Sebelumnya aku sudah konsultasi dengan beberapa kerabat dan mereka menyarankan jika ingin ke Madiun dengan pesawat, lebih baik lewat Solo, karena relatif lebih dekat dibandingkan jika lewat Surabaya.

Setelah membeli tiket untuk penerbangan ke Solo esok harinya, akupun check in keberangkatanku ke Palembang. Kunjunganku ke Palembang selama ini tidak pernah menginap, karena sunnahnya jika wanita bepergian tanpa mahramnya tidak boleh menginap. Di Palembang aku tidak memiliki mahram dan kunjunganku ke Palembangpun tanpa didampingi mahram, maka aku tidak boleh menginap. Kemudian, sekitar jam 8.30 pesawat yang aku tumpangi berangkat ke Palembang dan Alhamdulillah, tiba di Palembang sekitar jam 9.30.

Setiba di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, aku dijemput oleh Pak Nur dan istrinya. Pak Nur adalah sahabat keluarga kami sewaktu kami tinggal di Palembang. Subhanallah, senang sekali bertemu kembali dengan mereka. Dari bandara, kami langsung menuju ke rumah sahabatku, istri seorang trainer motivasi spiritual. Setelah melepas rindu dan berbincang-bincang, tidak terasa waktu zuhur tiba. Aku dan Ibu Nur pun menunaikan sholat zuhur dan kemudian pamit untuk berangkat ke Musi 2. Namun sebelum ke Musi 2, aku, Pak Nur dan istrinya makan siang dahulu di Rumah Makan Padang Pagi Sore di Jl. Basuki Rahmat, Palembang. Saat itu aku memilih menu pindang ikan patin (duuh...kangen deh makan pindang patin...:D) yang segaaarrr sekali...!

Setelah selesai makan kamipun langsung berangkat ke Musi 2 menuju Masjid Nur Iman. Setiba di sana, sekitar jam 13.30, ternyata ibu-ibu yang mengikuti kajian belum datang, jadi akupun sempat beristirahat sejenak sambil berbincang-bincang dengan pengurus TPA Masjid Nur Iman serta melepas kerinduanku dengan mereka. Beberapa saat kemudian ibu-ibu mulai berdatangan dan sekitar jam 13.45 akupun memulai kajian.

Aku tinggal meneruskan kajian yang sudah sempat dikaji sebelumnya dan ditambahkan ayat-ayat mengenai tauhid, syarat-syarat diterimanya amal dan beberapa pertanyaan yang sempat diajukan oleh ibu-ibu pengajian. Dan akhirnya, sesaat sebelum azan Ashar, kajian selesai.

Kemudian datanglah saat-saat perpisahan dengan ibu-ibu taklim, karena aku harus kembali lagi ke Jakarta hari itu juga. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, akhirnya aku masih bisa datang dan bertemu dengan saudara-saudara muslimku di Palembang, aku sangat bersyukur kepada Allah SWT Yang masih mengizinkan aku untuk bertemu dengan mereka.

Sebelum kembali ke bandara, karena masih ada waktu beberapa jam, aku mampir ke rumah salah satu sahabat juga di Palembang yaitu Pak Dedy dan istrinya Mbak Diah. Setelah melepas kangen dan berbincang-bincang, sekitar jam 17.00 kami mohon pamit untuk kembali ke bandara. Namun, sebelum ke bandara aku minta tolong pada Pak Nur untuk mengantarkanku ke Plasa Benteng Kuto Besak, karena aku ingin berfoto dengan latar belakang jembatan Ampera (hehehe...selama tingal di Palembang, rasanya aku belum pernah foto sendiri di sana).



Setelah menyempatkan berfoto di Plasa Benteng Kuto Besak, kamipun segera berangkat kembali ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II. Sesampai di bandara aku check in dan mendaftarkan bagasi yang lumayan banyak, karena ada titipan juga dari beberapa teman untuk membelikan pempek Candy, nastar dan beberapa oleh-oleh untuk sahabat-sahabatku di Jakarta. Sempat terkejut juga, karena ternyata bagasiku overweight sebanyak 7 kg. Jadi, aku harus membayar kelebihan bagasi itu sampai sekitar 94 ribu rupiah. Lumayan deeh...hehehe...

Dan akhirnya, akupun berpamitan dengan Pak Nur dan istri serta berterima kasih sekali kepada mereka yang sudah mau meluangkan waktunya untuk menjemput dan mengantarkan aku selama di Palembang. Semoga aku bisa kembali lagi ke Palembang dan bertemu kembali dengan saudara-saudara muslimku di sana. Insya Allah..

1 comments:

Anonymous said...

waahh jalan2 lg neh ke palembang asyek bener mba..palembang emang ngangenin apalagi musi dan empek2nya heheheh...

eyangnya mba Defi meninggal yaa..? ikut bela sungkawa ya mba semoga arwah almarhumah diterima disisiNya diampuni segala dosa2nya amiinn untuk mba defi sekeluarga diberikan kesabaran dan ketabahan hati ya...amiinnn