Khitanan (2nd Edition)

Monday, July 6, 2009

Setelah Alif dikhitan, sekarang saatnya Adit, my 1st son got circumcised. Lho? Kok malah kakaknya belakangan dikhitannya? Mau tau kenapa? Musti diliat deh postinganku sebelumnya mengenai khitanan si Adek Alif...hehehe...
Akhirnya, tiba saatnya juga Adit memberanikan dirinya untuk dikhitan. Sebelumnya bingung juga, dimana ya Adit musti dikhitan, karena sepertinya agak-agak sulit untuk Adit. Sebenarnya Adit mau, tapi takut disuntiknya. Akhirnya mengikuti saran Ayah, Adit dikhitan dengan dibius total, bukan dibius lokal seperti Alif waktu itu.

Kalau mau dibius total, berarti Adit harus dikhitan di rumah sakit, tidak seperti Alif yang hanya memanggil dokter ke rumah. Akhirnya diputuskanlah saat mengkhitan Adit sebaiknya pada waktu liburan panjang sekolah.

Beberapa saat sebelum liburan sekolah, ternyata ada beberapa rumah sakit yang menawarkan paket khitanan disaat liburan sekolah. Akupun memilih rumah sakit di dekat rumah yang juga menawarkan paket khitanan. Sebelum melaksanakan khitanan, Bunda dan Adit bertemu dan konsultasi dengan dokter spesialis bedah urologi, yang akan mengkhitan Adit nanti. Saat bertemu dengan dokter spesialis itu, kamipun membuat perjanjian kapan khitanan akan dilaksanakan. Akhirnya diputuskanlah khitanan dilaksanakan pada hari jumat pagi. Karena Bunda dan Adit memilih untuk dibius total atau istilah kedokterannya anestesi umum, maka Adit sebelumnya harus melakukan serangkaian tes, yaitu tes darah lengkap di laboratorium dan rontgen. Setelah selesai melakukan serangkaian tes itu, kamipun pulang dan menunggu hari jumat datang.

Akhirnya, pada hari Jumat, 26 Juni 2009, jam 7.30 pagi, Adit berangkat ke rumah sakit dengan diantar Ayah, Bunda dan juga Dek Alif. Sampai di rumah sakit Bunda melakukan check in di bagian rawat inap dan kemudian diantar oleh perawat ke bagian One Day Care. Di sana, Adit dipersilakan untuk ganti pakaian dengan pakaian rumah sakit. Oh ya, sejak semalam sebelumnya Adit disuruh untuk berpuasa. Jadi pagi itu Adit tidak diperbolehkan makan dan minum. Agak lama juga menunggu giliran Adit untuk dikhitan, karena saat itu dokter masih menangani pasien lain. Akhirnya sekitar jam 10 pagi, Adit dibawa ke ruang operasi. Sayangnya, Bunda ga bisa ikut menemani Adit di ruang operasi tapi Alhamdulillah, Ayah boleh. Jadi Ayah pun dipersilakan untuk berganti pakaian khusus di ruang operasi dan menggunakan masker. Sambil menunggu jalannya operasi, Bunda dan Alif ke kantin untuk sarapan.

Sekitar 45 menit kemudian, Bunda dan Alif kembali lagi untuk menemui Adit di bagian One Day Care. Ternyata Adit belum ada di sana, berarti masih di ruang operasi. Kamipun kembali menuju ruang operasi dan menunggu Adit keluar dari sana. Akhirnya, Ayah keluar dari ruang operasi. Ayah bercerita, keadaan Adit pada saat dimulai khitannya. Adit agak takut dan sempat berontak waktu mau dibius. Tapi kemudian Adit bisa dibius dan tak sadar pada saat dikhitan. Tidak lama kemudian Adit dikeluarkan dari ruang operasi dan dibawa kembali ke bagian One Day Care. Adit sudah sadar dan menangis kesakitan karena efek biusnya sudah hilang. Kemudian di bagian One Day Care Adit diberi obat penghilang sakit oleh perawat dan Adit boleh makan setelahnya. Ayah dan Alif pamit sebentar untuk melaksanakan sholat jumat dan Bunda menemani dan menyuapi Adit makan.

Setelah selesai makan, Adit sudah tidak sabar ingin segera pulang. Maka, segera setelah Ayah selesai sholat jumat, kamipun dijemput untuk pulang. Adit dibekali beberapa obat penghilang sakit dan antibiotik.

Sampai di rumah, kamipun disambut oleh saudara-saudara dan kerabat yang sudah menunggu kedatangan Adit. Adit bisa berjalan pelan, dengan memakai sarung.

Saat ini, Alhamdulillah, luka khitan Adit sudah membaik. Adit sudah bisa pakai celana, walaupun jalannya masih berhati-hati.

2 comments:

Milla Widia N said...

wahhhh habis khitan ya..
pasti besok2 cepet gede nih karna banyak makannya hehehehe...

Defi said...

amiin..makasih ya tante Milla :)